Begini ustadz,
setiap manusia hampir pasti pernah bermimpi dalam tidurnya. Terkadang mimpinya
baik atau menyenangkan, tetapi terkadang juga mimpi buruk. Yang ingin saya
tanyakan, bagaimana menyikapi mimpi dalam pandangan Islam sehingga tidak
terjadi penafsiran yang salah? Syukran
Um,
Sby
Jawab:
Waalaikum salam wr.wr
Saudaraku yang
insya Allah selalu mendapat curahan rahmat dari Allah, mimpi adalah
bagian dari kehidupan manusia, maka memang penting untuk mengetahui
tuntunan Islam dalam menyikapi mimpi. Umumnya orang dalam menyhkapi mimpi
terbagi dalam dua macam. Pertama, orang yang menganggap semua mimpi pasti ada
maksudnya, pasti merupakan isyarat tertentu dari Allah atau pihak lain, yaitu
makhluk ghaib. Ada juga yang mengabaikannya sama sekali dan menganggap mimpi
hanya merupakan hiasan tidur yang tidak ada gunanya.
Terkait dengan
hal ini, al-Quran dengan jelas mencantumkan beberapa contoh mimpi Nabi, seperti
mimpinya Nabi Ibrahim yang berupa perintah, mimpi Nabi Yusuf, dan juga mimpi
selain Nabi yang kemudian terbukti, seperti mimpinya Raja Mesir dan mimpinya
dua orang sahabat Yusuf di penjara. Kenyataan ini membuktikan pengakuan
al-Quran bahwa sdbagian mimpi adalah benar. Satu jenis mimpi yang pasti
benar, yaitu mimpinya para Nabi, sebab mimpi mereka adalah wahyu, sebagaimana
dikatakan oleh ulama besar dari kalangan tabi’in ‘Ubaid bin ‘Umair yang
tercantum dalam Shahih al-Bukhari (I/238).
Adapun untuk
selain mereka, maka berlakulah pembagian mimpi menjadi tiga macam, sebagaimana
petunjuk Nabi yang mengatakan: ”Mimpi itu ada tiga macam, mimpi yang merupakan
kabar gembira dari Allah, mimpi pembicaraan/angan-angan hati sendiri, dan yang
merupakan perbuatan menakut-nakuti dari setan. (HR.Ibn Majah dan al-Turmudzi).
Sedangkan untuk menyikapinya, Syaikh Hamud al-Tuwaijiri dalam kitab karyanya “Kitab al-Ru’ya” menyimpulkan beberapa hal, di antaranya adalah:
Sedangkan untuk menyikapinya, Syaikh Hamud al-Tuwaijiri dalam kitab karyanya “Kitab al-Ru’ya” menyimpulkan beberapa hal, di antaranya adalah:
- Meyakini bahwa mimpi yang baik (al-ru’ya al-shalihah) bagi seorang muslim adalah kabar gembira dari Allah dan itu adalah bagian yang tersisa dari sifat kenabian sebagaimana hadis riwayat al-Bukhari
- Jika bermilpi baik, maka hendaknya:
- Bertahmid (memuji Allah) misalnya dengan mengucap al-Hamdulillah, sebagaimana petunjuk hadis riwayat al-Darimi.
- Menyampaikan mimpi baik hanya kepada orang yang dicintai (HR.al-Bukhari dan Muslim), orang alim atau orang ikhlas pemberi nasehat (HR. Al-Turmudzi). Sebab, jika mimpi itu disampaikan kepada selain mereka, boleh jadi mereka dengki hingga mentakwilkan mimpi yang menggembirakan ditafsirkan menjadi hal yang menyusahkan.
- Jika bermimpi buruk, maka:
- Meludah ke kiri tiga kali dan berdoa meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan itu (berta’awwudz) (HR. Malik, al-Bukhari dan Muslim).
- Berganti posisi tidur dari miring kanan ke kiri misalnya (HR. Muslim).
- Hendaknya bangun untuk sholat (HR. Ahmad).
- Dilarang memberitahukan kepada siapapun (HR. Muslim, Ahmad dan al-Darimi).
Demikianlah petunjuk ringkas bagaimana
seharusnya ukhti menyikapi mimpi sesuai arahan Nabi. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar